Senin, 16 April 2018

Penggunaan Text Mining dalam Menangkap Reaksi Penggemar Budaya Pop Jepang terhadap Sebuah Anime di Twitter


Kali ini saya akan mencoba melakukan Text mining di Twitter.
Apa itu text mining?

Text mining adalah sebuah proses pengambilan informasi dan pengetahuan dari teks dari suatu platform yang berisi teks. Teks-teks tersebut berguna untuk memudahkan analisa dan pengambilan keputusan.
Saya akan melakukan percobaan text mining untuk mengetahui reaksi para penggemar budaya pop terhadap sebuah anime (animasi Jepang) musim ini yang telah menjadi fenomenal dan memiliki kontroversi di kalangan penggemarnya: DARLING in the FRANXX.




Mengapa saya memilih ini sebagai topik? Karena setelah anime ini menayangkan Episode ke-14, muncul reaksi para penggemar yang mengekspresikan ketidaksukaan mereka terhadap karakter yang bernama Ichigo. Kata-kata yang tidak enak dilontarkan terhadap karakter tersebut sebagai rasa ketidaksukaan mereka, bahkan mereka sampai menyerang sang pembuat anime dan pengisi suara Ichigo tersebut. Hanya karena sebuah episode dalam anime memunculkan sebuah masalah sosial yang baru dalam kalangan penggemar budaya pop kultur Jepang. Apakah ini terlalu berlebihan?


Mari kita kesampingkan masalah tersebut, kita akan melihat reaksi para penonton DARLING in the FRANXX yang mengekspresikan pendapatnya di Twitter.
Berikut kumpulan screenshot ketika saya menggunakan aplikasi Orange untuk melakukan text mining:






Setelah melakukan hal-hal tersebut, dengan membuka node Data Table, kita dapat melihat teks-teks yang sudah di-mining.



Dari 500 tweet yang keluar, muncul berbagai reaksi dari berbagai warganet tentang DARLING in the FRANXX ini, beberapa di antaranya mengutarakan opini mereka terhadap Ichigo. Beberapa orang pun membuat sebuat karya seperti doodle dan meme sebagai reaksi terhadap hype anime tersebut.

Rifqi Fadhlurrahman Firman
1401144150

Kamis, 16 November 2017

Help is on the Way: Doki-Doki Literature Club, Depression, and more

Alooo~
Saya balik lagi ngisi blog yang udah banyak sarang laba-labanya ini. Kali ini saya pengen mencurahkan hati saya (iya, curhat) di blog ini. Saya mau bicarain pengalaman saya tentang game VN yang lagi seneng-senengnya saya nikmatin: Doki-Doki Literature Club. Oh iya, SPOILER ALERT, guys.






Nah gitu lah, gambaran screenshotnya.

Doki-Doki Literature Club adalah sebuah game visual novel yang dibuat sama Team Salvato, yang nyeritain soal kehidupan ekskul sastra yang kita ikutin. Di dalam ekskul itu terdiri dari 4 anggota cewek: Sayori, Yuri, Natsuki, sama ketuanya Monika.
Di sini kita bisa berinteraksi sama anggota-anggotanya dan bantu mereka buat ngebangun ekskul biar lebih hidup. Nanti kita bakal ngerasain di mana kita bakal ngebantuin ngebuat kue, nyiapin buat festival, kerja kelompok, dll. Sisi menarik lainnya juga, kita bisa milih cewe mana yang kita suka.
Semuanya berjalan lancar dan kita enjoy sama ini game, namun semua berubah ketika---



SPOILER ALERT, I warned you~

Jadi, sebenernya post kali ini saya tidak terlalu memfokuskan kepada detil cerita dari game Doki-Doki Literature Club ini, melainkan ada satu karakter yang membuat saya tertarik untuk membahasnya. Dia adalah Sayori.




Sayori itu salah satu karakter DDLC yang berperan sebagai teman masa kecil dan tetangga sang protagonis (ya, itu kita). Dia punya kepribadian yang cerah, selalu ceria, tapi dia selalu ceroboh. Keliatan pas di mana dia selalu telat berangkat sekolah sama lupa nggak bawa duit buat bekel. Namun meskipun demikian, Sayori bisa jadi pereda kalau ada teman-temannya yang lagi adu mulut pas Monika nggak bisa jadi pereda mereka. Mungkin karena itu juga ekskul sastra bisa terjaga dengan baik.Dia juga yang maksa kita untuk ikut ekskul sastra, btw.

Namun di sisi lain, wajah ceria itu cuman topeng untuk menutupi sisi depresinya.

Di kemudian cerita, hari ketiga setelah kita bergabung di ekskul sastra, ekspresi Sayori yang awalnya ceria dari awal cerita, sekarang jadi pemurung. Bener-bener pemandangan yang bener-bener absurd pas saya mainin. Kok yang awalnya semangat setiap masuk di kelas ekskul sastra tiba-tiba jadi diem gitu? Pas hari itu juga dia tiba-tiba langsung pulang lebih cepet dari biasanya, jadi dia ngeskip bagian di mana kita harus bagi tugas untuk nyiapin buat festival.

Besoknya, saya coba ngehubungin Sayori karena dia nggak ada kabar semenjak itu. Nggak diangkat, chat pun nggak di-read. Oke, akhirnya coba saya nyamper dia.
Ketika masuk rumahnya, dia ternyata masih ada di kamarnya. Senyumnya keliatan pahit, kayak maksain, gitu. Kita sempet ngobrol sedikit soal udah berapa lama nggak main ke kamar, terus kutanya kabarnya dia gara-gara dia pulang cepet pas hari Jum'at itu. Dia langsung bilang kalau saya nggak usah khawatir soal dia, dia ngerasa bersalah karena dia terlalu nunjukkin sisi emosionalnya pas Jum'at itu. Saya coba maksa dia buat cerita, dan ternyata ia memang depresi sepanjang hidupnya, dengan kalimat-kalimat yang ngebuat dia terlihat merasa kuat. Itu juga jadi alesan kenapa dia selalu telat masuk sekolah, karena dia selalu nyari alesan untuk bangun dari kasur soalnya dia selalu merasa nggak berguna. Hal itu ngebuat dia selalu berpikir kalau dia bakal berusaha buat orang biar nggak khawatir sama dia. Ketika kutawarin untuk ngebantu dia, dia nolak dengan alesan takut bakal nyusahin hidup saya. Dia mau kita hidup seperti biasanya aja. Dia juga bilang kalau dia ngerasa egois dan bersalah karena dia sudah maksa saya buat ikut ekskul sastra.
Saya coba tetap nenangin dia, meskipun dia mikir kalau itu antara nyenengin atau nyakitin hati dia.

Terus apa yang terjadi? Besoknya dia---*sensor*


Help is on the waaaaaaaay~
Ngobrol soal depresi...

Akhir-akhir ini juga saya sering ngeliat beberapa temen saya di media sosial yang depresi juga. Penyebabnya karena berbagai macam kombinasi masalah yang berefek pada kesehatan mental. Menurut MaxCure Hospitals, depresi nggak cuma berlaku sehari dua hari, jenjang waktu orang depresi biasanya mencakup beberapa minggu hingga beberapa bulan. 
Ciri-ciri gejala orang terkena depresi yaitu:

  • Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, dan mengambil keputusan
  • Energi yang terkuras
  • Insomnia--tidak bisa tidur atau kebanyakan tidur
  • Merasa bersalah, tidak berguna, tidak memiliki harapan
  • Kehilangan ketertarikan dalam kegiatan atau hobi
  • Bertambah atau berkurangnya nafsu makan
  • Nyeri yang tak kunjung sembuh seperti sakit kepala, kram, gangguan saluran pencernaan, dll.
  • Perasaan sedih, ragu, dan "kosong" yang tak kunjung hilang
  • Pemikiran untuk bunuh diri 

Jika kita analisa gejala-gejala ini dengan cerita Sayori di atas, beberapa gejala terlihat pada Sayori seperti keraguan antara menceritakan masalahnya ke orang lain, sama hilangnya niat buat bangun cepet supaya nggak telat ke sekolah.

Sebenernya, semenjak salah satu kejadian pas September kemarin sampai sekarang, saya mengalami beberapa perubahan pola hidup, kayak ngerasa ilang semangat buat ngerjain aktivitas-aktivitas lain. Biasanya saya yang lumayan aktif di organisasi sekarang bahkan band pun saya udah kehilangan semangat. Rasanya pengen tidur gitu abis ada kuliah. Nafsu makan saya mulai nambah sampe saya dibilang gemuk sama ibu saya. Saya selalu mikir su'udzon juga. Lalu kadang saya mikir "gimana ya kalo saya nanti kecelakaan pas naik motor terus mati?", atau bahkan lebih parah lagi ngebayangin gimana cara nyimpulin tali buat gantung diri.
Gimana ya... Rasanya saya kehilangan salah satu alasan & tujuan hidup saya, meskipun di masa depan entah apakah alasan & tujuan itu bisa dateng lagi atau nggak. Wallahu a'lam.
Saya juga nggak tau ini bisa dibilang depresi atau bukan, tapi rasanya kalo saya ngaku kalo saya depresi, nanti dianggap jadi anak edgy. Jadi saya usahain juga untuk ngejaga diri saya agar tidak terlihat nge-down.

Tapi, terkadang saya coba buat ngebalikin mood lagi dengan berbagai cara. Ini beberapa step supaya semangat bangkit lagi. 

1. Find a song

Cari lagu yang upbeat, punya ritme yang ngebangkitin semangat, sama lirik yang bermotivasi. Mungkin contohnya seperti "Move Along"-nya All American Rejects atau "Takkan Terhenti Disini"-nya Alone At Last*. Atau kalau kalian lagi pada masa-masa melankolis dan nikmatin feel-nya, bisa dicari lagu sesuai dengan aliran kalian, sama liriknya yang ngegambarin perasaan kalian.
Alesan saya juga suka sama genre punk rock sama hardcore, mereka terkadang punya lirik sama ritme lagunya yang ngebuat saya harus terus ngelawan. Rise Against adalah band yang paling ideal dalam telinga saya, karena selain mereka berbicara soal permasalahan sosial yang ada di sekitar, mereka juga menulis beberapa lagu perlawanan dan sesuatu yang ngebuat saya bangkit lagi.
Kalo saya lagi galau-galaunya, saya biasa denger lagu-lagu dari Green Day. Mereka salah satu obat penenang saya saat September kemarin.





2. Cari kegiatan lain
Mungkin kita terlalu lelah buat ngelakuin kegiatan-kegiatan yang sama terus, saatnya kita mencari kegiatan baru yang dapat mengalihkan perhatian kita dari pemikiran-pemikiran negatif. Nonton film, olahraga, traveling, touring pake motor, wisata kuliner, dll.
Saya dulu cari game baru di hape sama streaming film-film gangster, karena saya benar-benar kehilangan passion buat main gitar.

3. Curhat
Opsional sih, karena beberapa orang pun ada aja yang bukan tipe yang bisa dicurhatin, karena tanggapan orang (termasuk orang tua) pun kadang bisa ngehasilin output yang sangat random ke kita. Bisa itu jadi lebih baik atau malah memperburuk. Jadi lebih baik curhat sama Allah SWT aja.
Dan itu mengingatkan saya ke nomor...

4. Ibadah
Mendekat dengan Tuhan itu bener-bener ngaruh lho sebenernya, cuman terkadang banyak yang nangkep "ibadah sebagai obat" itu malah nggak efektif, karena beberapa orang (termasuk saya sebenernya, pernah) bilang kalau depresi itu gara-gara kita nggak deket sama Yang Maha Kuasa. Well, nggak salah menurutku, cuman cara kita memberikan knowledge soal "ibadah sebagai obat"-nya itu yang terkadang kudu kita pertanyakan, karena orang yang sedang depresi terbilang susah sekali untuk menerima nasihat. Jadi, yang kudu kita lakuin itu buat mereka tenang dulu, sampai mereka nyaman sama kita, kemudian kita ajak mereka untuk beribadah mendekatkan diri. Sisanya? Kita cukup berserah diri kepadaNya sambil membantu mereka sembuh.

Yak, mungkin cukup sekian curhatan saya di post ini, selain saya mencoba untuk menulis kembali apa yang saya pikirkan, saya menulis ini untuk memenuhi tugas saya di mata kuliah Manajemen Pengetahuan. (Assalamu'alaikum, Bu Reva~ 'w')/ )

Thanks for reading, guys!

---------------------------------------------------
Source to read:
MaxCure Hospitals - Know Yourself How To Recognize Depression
MaxCure Hospitals - What is Crippling Depression?
Risa Media - Monika: Depresi dan Bunuh Diri adalah Masalah Serius!
Doki-Doki Literature Club Official Site





















Just Monika.
Just Monika.
Just Monika.



Kamis, 18 Februari 2016

Talking about Shigure and "Moving On"...

I guess I'm gonna try to speak English on this time.
I got too many activities right now, It's 2016 and dramas still going on. Damn.

Well, let it all out from our mind for a while...

Anyway, did you know Shigure from Kantai Collection?
 
Really beautiful art out there, thanks yukichi!
Shigure is my third wife in Kantai Collection, along with Verniy, Amatsukaze, and Haruna. She is a moeficated IJN Shiratsuyu-class' destroyer warship. In KanColle, she has an awesome stats in her second remodel, especially her luck. 

There's something that makes me fell in love with her, and that is her personality and background. She is a pluviophile, kind-hearted girl who silently suffers PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). She was participated in many major battles in Pacific Theater. She survived from many battles, but she lost her comrades and sisters in return. That makes me really really wanna hug her everytime as an Admiral.

When I'm thinking about Shigure, there's a song that popped in my mind, and that song is called "Moving On" by Asking Alexandria.


This is one of awesome song that I've ever heard. The emotion of this song and lyrics suits on it. I admit this song strucks my heart. Even though everyday I listen to punk and HC thingy, this metalcore band impressed me with this song. (no hard feelings, I'd love to hear another genre if it's enjoyable. I like BVB's "In the End" and Skrillex's "Bangarang" too.)

So why I linked this song with Shigure?

In an interview with Blabbermouth, Asking Alexandria's guitarist Ben Bruce mention this, "...
No matter what the circumstance, being away from those you love and care about is very difficult and drags you down.". Shigure has ever struggled with this. In Battle of Vella Gulf, she lost her sister Kawakaze, even though she got hit too. Not to mention Battle of Surigao Strait at Leyte Gulf, she IS the only survivor in Nishimura's fleet, and also, when she saved many survivors from her sister ship Harusame.
From this song, I can feel the lyrics are suits on her such as this:

A boy of anguish, now he's a man of soul
Traded in his misery for the lonely life of the road

Maybe it's funny if I changed the point of view from "he" to "she", but if you understand it, you can feel the deep meaning of it. That second line reminds me how she survived alone, leaving her comrades in misery of war and join another battle for another misery.

Here's another one, let's jump to the bridge part:

I can't believe I've come so far in such short time
And I'm still fighting on my own
If I stop to catch my breath up I might never breathe again, so just know this:
I've never been so torn up in all of my life,
I can't believe I let myself break down

...I guess that's what she felt on her last sortie at 24 January 1945, while she was escorting a convoy from Hong Kong to Singapore, she was torpedoed and sunk by a submarine. She might remember how she survived at that point and finally sunk.

And now the verse part...

I've never been so torn up in all of my life
I should have seen this coming
I've never felt so hopeless than I do tonight
I don't wanna do this anymore, I'm moving on
If you're a KanColle admiral, especially Shigure lover, you can understand what she felt right now as a shipgirl. We can see her as a loyal and kind person, but in deepest of her heart, she is suffering from her past. Especially when you sink one of your shipgirl when sortieing along with her, it will struck her heart as well.

"Why did you do that...?" (Credits to yukichi-senpai)

Maybe I'm too overreacted about this, but yeah, I purposely made this because how we can see from another point of view, especially for anybody in this digital world. I don't need you to love sunken ships or something. That's kinda ironic for me because I was born and live in a country that had been a victim of Japanese colonialization.
I believe that looking from another point of view makes us to understand each other and embrace the others as well, starting from small and silly things like loving another dimensional character like I did to Shigure.

"The rain will clear eventually."
Peace.
Yukichi-senpai, you never stop to amaze me...

 

Sabtu, 27 Juni 2015

Pride, Faith, Respect: How I Struggle on Japanese Pop Culture Society in Indonesia

Udah lama ngga nge-blog euy. lebih tepatnya satu setengah tahun :)) maklum, masuk kuliah jadinya sibuk.
Selama satu tahun ini, saya banyak belajar dari pengalaman-pengalaman menarik di sekitar, terutama di bidang kebudayaan Jejepangan. 
Also, GUE SEKARANG BISA MAIN NEPTUNIA DI PC. FUCK YEAH!
Oh iya, sebelum ke topik, saya mau curhat dulu. Sorry kalo tl;dr.




--------------------------------------------------

Satu tahun lebih yang lalu, saya dikasih rekomendasi anime yang judulnya Aoki Hagane no Arpeggio. Setelah nonton sampe abis, temen saya yang dari game Need For Speed World nunjukkin salah satu game dari Jepang yang bener-bener mulai naik daun. Pas saya coba, ternyata ini game online paling cocok yang saya mainin seumur hidup setelah NFS World. Gamenya cuman klik-klik-an doang :)) tapi tetep rame menurut saya. Sampai sekarang, game itu saya mainin (meskipun udah agak males karena lagi fokus ke hobi yang produktif kayak buat gitar cover dan semacamnya). Game itu bernama Kantai Collection.

Awal-awal emang tertarik sama yang namanya Kantai Collection atau KanColle ini, cuman agak ragu soalnya ngedaftarnya bener-bener ribet. Gamenya cuman dikhususin buat orang Jepang doang. Setelah dikasih tau cara-caranya, akhirnya saya lolos lotrenya dan main game itu. Awalnya cuman pengen dapet Iona soalnya lagi event kolaborasi sama Arpeggio pas itu. Ujung-ujungnya, Iona cuman jadi mitos. Tapi itu malah ngebuat saya jadi sering main. Sampai sekarang, saya udah nikahin dua kapal destroyer, Verniy sama Amatsukaze.


Istri kedua, Amatsukaze

Istri pertama, Verniy


Di awal-awal saya main, saya diundang untuk ikut di dalam grup suatu komunitas KanColle yang baru di buat. Dulu pas masih adem ayem saya suka ikut nimbrung disana. Dulu saya ngga ngarep apa-apa untuk komunitas, yang penting saya mah hidup damai ga cari perkara, plus nyari temen baru (maklum seneng bersosialisasi).
Sekarang, komunitas itu jadi komunitas KanColle terbesar di Indonesia, dan banyak banget pengalaman yang didapet dari sana, terutama di bagian gathering pas ada event Jejepangan. Komunitas itu namanya Nusantara Kancolle Community 1948.



Lupa gw ini Comifuro berapa

 Saatnya ke topik, bung. This is getting serious, but hey, relax.

---------------------------------------------------------------------------------  

"Times are changing...for the worse."
Oke, ini opini saya sendiri, terserah mau setuju atau kagak juga yang jelas saya ngga mengatasnamakan pihak ketiga meskipun saya lagi hidup di suatu komunitas, fandom, atau golongan tertentu. Jadi, jangan salahin mereka, salahin saya aja.

Tahun 2011 ketika pertama kali saya masuk ke sebuah scene baru yang bernama Japanese Pop Culture, ketika itulah dimana imajinasi saya yang tercekik karena dunia nyata bisa dilampiaskan di sana. Dulu yang namanya seneng banget sama yang namanya anime, manga, lingkarkarya a.k.a. doujin, sama cosplay. Mereka bener-bener ngasih warna kehidupan saya yang ketika itu masih labil dan belum move on dari kehidupan SMP yang kelam.
Tapi, seiring berjalannya waktu, pandangan saya berubah soal itu. Dunia Jejepangan sekarang malah makin gelap, banyaknya kesenjangan dan konflik antar idealisme yang biasanya kita sebut dengan DRAMA.
DRAMA.
DRAMA.
DRAMA.
 


Hayo, siapa yang sudah merinding?

Mungkin cuman saya aja yang ngerasain, atau emang makin lama makin banyak orang-orang yang nyoba untuk terlalu serius sama ribut di dunia hobi gini? 
Ribut soal seberapakah cinta kalian terhadap waifu kalian,
Ribut soal kualitas fandom yang dipengaruhi oleh beberapa weeaboo (bacanya wibu),
Ribut soal mana anime yang berkualitas dan mana anime yang sampah,
Ribut soal perbedaan idealisme di antara beberapa cosplayer seperti totalitas atau just for fun
Ah pokoknya mah macem-macem.
Yang jelas, kalo saya buka FB, tiap bulan(bahkan minggu) ada aja drama di antara sesama penyuka budaya yang sudah besar ini. Entah saya juga bingung untuk apa mereka terlalu membawa hal ini dengan cara yang negatif.


Yang bisa saya simpulin dari beberapa kasus yang udah terjadi, rata-rata netizen di Indonesia sekarang terlalu berlebihan jika ada suatu kasus atau masalah yang lagi di hadepin, terus diumbar-umbar di status atau fanspage terus dishare temennya ke khalayak netizen. Otomatis banyak beberapa yang ngebela dia, lalu masalah sepele itu pun jadi besar. Layaknya ada orang ditimpuk sama anak kecil pake kelereng, orang itu ngelapor RTnya sama geng-gengnya untuk ngekeroyok bocah tersebut.
Saya tau nggak semuanya gitu, tapi ayolah, sering mengeluh itu nggak baik. Aura-aura negatifnya malah makin menyebar ke orang lain dan itu membuat suasana yang nggak nyaman banget. Semua orang jadi baper, ikut-ikutan ngeluh juga.

Ini yang membuat mata saya terbuka. Saya (masih mencoba) berhenti mengeluh di status soal orang lain.

Why everyone gotta be so rude?

How do I fight it? 
Banyaknya populasi "wibu" di Indonesia yang mengurangi nilai suatu hobi, fandom, atau semacam itu lah menyebabkan banyaknya para "elit" yang take action dengan cara yang err....begitulah. Contohnya seperti nge-screenshot kesalahan seseorang tanpa disensor terus diposting di wall terus banyak netizen yang respon terus ikut-ikutan nge-bully orang yang bersalah itu secara rame-rame.
Yang jelas ketika saya ngeliat temen posting kayak gitu dan ngajak untuk nyudutin "bocah" itu, respon saya cuman satu: "Ga ikutan. That's not my style."


Ya tau lah biasanya di manapun ada yang kayak gitu. Jujur, biasanya saya juga nge-klik link itu terus mentengin sambil bagi-bagi popcorn ke pengamat yang lain, dan ikutan komen juga kayak "ada Aqua?" atau "Saatnya adzan Maghrib bagi wilayah..." (karena saya suka ice-breaking).
Memang ironis, tapi tetep aja di mata saya kedua belah pihak itu ada salahnya. Pihak korban dan pihak bully.

Kenapa saya bilang kayak gitu? Saya ngerti kok itu orang emang ngasih cancer di postingan-nya, tapi dengan cara ngejatuhin secara "kasar", itu yang paling saya gak suka.

Banyak banget di sekitar kita orang-orang yang judgemental terhadap urusan orang lain. Seperti misalnya (contoooh...) ada seseorang yang nge-judge seorang cosplayer dengan gamblang karena fisik nggak pas atau pakaiannya kurang mendetail, out of character alias OOC atau apalah itu, orang itu membicarakannya di status, atau ke temannya tentang sisi negatifnya aja, terus di-jatuh-jatuhin.
"Terus apa salahnya? Itu kan hak-hak dia!"
Yep, itu hak dia untuk menilai sesuatu. Kamu bener, bung, HAM. Lalu salahnya dimana? Salahnya dia nggak bisa ngerasain bagaimana jika dia ada di posisi seperti cosplayer tersebut.

Bagaimana reaksi kalian ada di posisi si cosplayer tersebut? Saya nggak tau, tapi yang jelas ada pengaruh dalam perkembangan dia untuk terus berkarya meskipun sedikit. Gimana misalnya kalau besok-besok kepercayaan dirinya dia jatoh terus terpaksa berhenti untuk berkarya? 
Mungkin ada beberapa di antara yang nggak peduli karena setidaknya kalian sukses menambah prestasi dalam menghilangkan sebuah "kanker" dalam kehidupan kalian, tapi rata-rata kalian pasti percaya sama hal yang namanya karma, bukan? Bukan, bukan Karma yang di Assassination Classroom.
Saya nggak mau bilang ini untuk cosplay doang, tapi juga di bidang video, musik, ilustrasi, fanfiction, dan semacamnya. Bahkan dalam selera nonton anime juga.

Bung, ini cuman suatu kesenangan, suatu hobi yang ngisi waktu kita sehari-hari, kenapa harus menyingkirkan orang-orang yang masih awam dan baru di scene ini karena mereka memberimu "kanker"? Kenapa nggak kita bimbing mereka aja ke jalan yang menurut kalian benar dengan cara yang lebih halus? Kenapa harus rant-ing di status kalau kamu bisa ngajarin mereka tentang kebenaran secara halus? Mereka-nya ndableg atau merekedeweng atau keras kepala? Solve it personally.

Saya nggak tau latar belakang kalian kayak gimana, tapi nggak sedikit keyboard warrior yang kehidupan aslinya bertolak belakang dengan kelakuannya di internet. Nggak sedikit.
Mungkin kalian sering ngeliat beberapa orang-orang yang merasa pintar sampai-sampai jika ada seseorang yang salah, mereka bakal caci maki, nyindir, sarkas, atau semacamnya, tapi ketika kalian bertemu sama mereka, mereka lebih suka mantengin gadgetnya dibanding ngobrol bareng sesama. Cuman ngejawab pelan ketika diajak ngobrol. Saya nggak bilang "introvert itu salah", tapi saya pengen ngasih tau untuk para introvert bahwa masih ada orang yang mau ngajak ngobrol dengan kalian. Jujur, saya seneng ngobrol sama orang-orang introvert, mereka itu kayak seseorang yang harus kita pahamin, gitu. Jadi kita nggak selalu melihat di satu pandangan.
Mereka juga punya perasaan.

Intinya, disitu saya merasa sedih ngeliat beberapa orang di sosial media sekarang, yang lebih banyak mengeluh dibanding berpikir positif dengan apa yang mereka lihat atau hadapi. Lebih terlihat garang di sosial media dengan beberapa bait mau itu yang high-quality ataupun low-quality. Bener apa yang dibilang Paul Bostaph, drummer-nya Slayer, kalau sekarang banyak orang menjadi pengecut yang hanya berani meledek dan berdebat melalui belakang layar mereka.

Terserah kalau kalian gak setuju dengan apa yang saya omongin di atas ini, terutama kalian para elitis yang bakal nganggep saya wibu, plebs, retarded, butthurt, filthy, atau apalah itu bahasa kalian yang kalian pelajarin di forum atau komunitas di luar negeri.
(pasti udah ada yang ngejudge langsung dari judul blog gw yang terlihat jelas ke-wibuannya, "ah ini mah wibu berkedok punk", hahaha...)

Gw gak peduli karena itu cuman labelling doang bagi gw. 
I have my own principle, and I have my own faith that I use for making some positive environment in Japanese Pop Culture scene. 
I'm not like you and your "followers" who loves bashing people from your status.
I'm the one who against the grain. That's my pride.

Oh yes, bait kalian ena' bagi gw. Nih gw kasih hiburan.


Senin, 21 Oktober 2013

Paper Wings


....."Kamu Nepgear, kan? Adik dari dewi Neptune?"
"Hm..." jawabnya seolah-olah ia hanya mempedulikan kesedihannya.
"Aku dengar banyak tentang kamu, loh. Katanya kamu terobsesi jadi CPU (Console Patron Unit)-nya Planeptune, kan?"
"Ya... dan kau tahu itu dari mana?
" tanyanya.

"Dari orang-orang sekitar. Ibu-ibu biasanya." kataku.
"Oh."

"Setidaknya, aku ingin bantu kamu nyelametin Planeptune." kataku sambil berbaring.
Nepgear langsung melihatku, "Membantu?"
"Iya, aku juga sekali-kali pengen bantu orang, daripada aku nggak jelas hidup disini. Bagaimana kalau aku membantumu jadi pemimpin dan menolong kakakmu?"
"T-Tetapi kamu kan bukan CPU! Itu sangat berbahaya!"
"Emangnya harus jadi CPU ya untuk nolong orang?" kataku dengan desahan kecil setelahnya.
"Kakakku menjerit kesakitan disana, berjuang melawan para penjajah itu!"
Aku tak tahu kata-kataku mendorong Nepgear untuk bergerak. Ia pun berdiri dan berubah ke HDD mode-nya, "Tidak usah, aku akan menolong kakakku sendiri!"
Aku halangi dia. "Jangan deh, kamu ga bakalan kuat kalo kamu kesana sendirian!"
"Kakakku menjerit kesakitan disana, berjuang sendirian melawan para penjajah itu!"

"Kubilangin jangan, terlalu baha-"
"Tapi, demi kakakku, aku-"
"JANGAN SEKARANG!"








Nepgear terdiam.
"Kamu tau ngga keadaan sekarang kayak gimana?!" teriakku dengan marah. "Kamu mau nasib kamu sama dengan kakakmu?!"
Nepgear menundukkan kepalanya. Masih juga terdiam, namun ia kembali ke bentuk semula.
"Aku tahu kamu peduli dengan kakakmu, tapi jangan gegabah, dong!" marahku.
Namun kusadari kalau aku ini salah.

"Maaf, seharusnya aku tidak membentak kamu."

Aku pun memalingkan wajahku ke belakang, "Seharusnya aku ngga marahin kamu tadi."
Aku berjalan meninggalkan dia menuju jalan setapak dekat bukit dengan rasa malu-ku karena aku memarahi seorang "kandidat" penguasa Planeptune.

"Tunggu!"
Langkahku berhenti.

Bersambung.
_________________________________________________________________________________

Yak, itu salah satu kerjaan saya di sekolah kalo lagi waktu luang di sekolah. Sangatlah retarded, mungkin.
Kali ini, saya kebangun jam setengah 11 malem dan ga bisa tidur sampai jam sekarang (jam 2 kurang). Jadi saya mau coba update blog lagi. Dan kali ini kita bahas tentang anime character yang saya cintai (setelah Hatsune Miku lel), yaitu Nepgear.

Nepgear


Nepgear. 
Yak, Nepgear.
Nepgear adalah Nepgear, kata pa Suhe (guru PKn saya) mah.

Ini info yang saya dapat tentang dia. Sumber dari Hyperdimension Neptunia Wiki

Nepgear adalah karakter utama di sebuah game bernama Hyperdimension Neptunia mk2, dan merupakan adik dari Neptune. Dia bentuk manusia-nya dari Purple Sister.

Purple Sister (Hyperdimension Neptunia V), credits to the pic owner. Cantik kan? :3

Kebalikan dari kakaknya yang riweuh dan gaje alias enerjik dan hyperactive, Nepgear sangatlah pemalu dan bakal minta maaf terus-menerus meskipun karena hal kecil. Polos tapi ramah. Sekali dia berteman, dia pasti menjaga dengan sangat erat pertemanan dengan seseorang meskipun orang-orang bilang apapun tentang dia. 
Ada kesamaan sifat dengan kakaknya yaitu sama-sama bahlul alias bodoh, tapi perbandingannya tidak terlihat. Kadang-kadang dia agak kurang waras juga, dan juga naif (sembunyi-sembunyi perasaan). Dia sangat menghargai orang-orang dan sangat dekat dengan kakaknya. Dia dipanggil "Nep-Jr." oleh kakaknya. Sementara temannya bernama Compa memanggilnya "Ge-Ge" atau "Gear-chan" jika di-dub bahasa Jepang.

Nepgear punya kecenderungan untuk kabur dari kepercayaan diri. Mungkin karena trauma dipenjara di "Kuburan Gamindustri" dengan kakaknya selama tiga tahun. Tapi dia bisa mengatasinya ketika temannya ada masalah dan mencoba mendukungnya.
Menurut Neptune, Nepgear terkenal di kalangan laki-laki (kayak saya *plak). Dia suka menolak
tawaran untuk berkencan dengan mereka. Dan dia kadang bisa menggoda orang seperti "Jika kamu menjadi lelaki yang baik, aku akan memberimu pujian." (gw ga nemu scene ini, dimana ya?).

Di Hyperdimension Neptunia Victory, diketahui bahwa dia suka sekali ngoprak-ngoprek mesin.

Ketika dia berubah jadi Purple Sister, sifatnya tidak jauh dari kakaknya (Purple Heart), lebih percaya diri dan serius. Dalam bentuk ini, dia lebih terbuka dan terlepas dari malunya.
 
Why I love Nepgear?

Menurut pandangan saya,

Saya suka dengan sifatnya, itu sebenarnya mencerminkan saya banget.
Bisa kita liat dari atas, sifat-sifat Nepgear itu hampir sama dengan saya sebenarnya. Saya ini bisa jadi orangnya pemalu. Saya orangnya sebisa mungkin ramah ke orang lain, dan ga mau ada masalah dengan orang lain. Saya juga ga mau dibenci orang, saya juga ga mau benci orang. dan sebisa mungkin ngejaga tali silaturahmi dengan orang-orang. Bukan maksud saya harus ngikutin ini itu. Saya ini orangnya gimana caranya tetap jadi diri sendiri tapi masih bisa nyatu sama orang. Tapi saya sih masih bodo amat orang harus beranggapan apa ke saya, yang penting selama itu kita harus paham dengan perasaan orang. 
Dan kita tidak harus baku, jadilah diri sendiri itu lebih enak. 

Bodoh? Bisa dibilang iya kayaknya, saya ngga mau ngaku saya pintar ilmu akademik formal karena itu hanya bekal di dunia dan akhirat. Sementara saya sebagai umat Islam harus wajib menuntut ilmu, dan itu juga untuk pahala, bukan gengsi dunia. 


Mungkin ini gak nyambung, ini pemikiran saya:
Penilaian saya dengan orang berbeda, mungkin mereka lebih tau dari saya. Mungkin juga mereka lebih tau sifat saya kayak gimana, yah itu relatif. 

Menjadi punk bukan soal mohawk, anomie alias rusuh (karena anarki sendiri bukan berarti rusuh), Dr. Martens, jaket kulit kayak Ramones atau jaket jeans tanpa lengan bersablon Sex Pistols atau logo anarki, tindik dan gelang spike. Tapi intinya jadilah diri sendiri dan lawan semua yang mengekang.

Menjadi otaku tidak harus wajib anti-sosial yang cuman diem dikamar dan tak mau ngobrol, kita semua boleh mencintai suatu hobi, tidur dengan waifu kesayangan atau ngoleksi "berhala" dan masih tetap bersosialisasi. Karena suatu pengertian "otaku" itu tidak harus baku, sementara kita manusia bisa terus mengembangkan pemahaman yang berlaku dalam masyarakat.

Dan semua itu bagaimana kita sebagai manusia memegang teguh pengertian tersebut. Atau meskipun kalian itu alien,
vampire, mecha musume, peri dari Alfheim Online,  Bellato atau Cora atau Accretia, Cthulu, bahkan Colossal Titan sekalipun.

"Dan kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian."
 ________________________________________________________________________

"Is this the life that you lead,
Or the life that's lead for you?
Will you take the road that's been laid out before you?
Will we cross paths somewhere else tonight?"


(Rise Against - Paper Wings)



…kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.” (HR. Muslim)
أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُ مْ
…kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.” (HR. Muslim)
أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ
…kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.” (HR. Muslim)
أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ
…kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.” (HR. Muslim)

Senin, 19 Agustus 2013

We Are All We Have

Judul ini ngambil dari judul lagu The Casualties.
Awalnya saya ngespell nama band itu "The Casualities", dan ternyata saya salah. Kelebihan huruf "i".
Dan kenapa saya bahas ginian? Saya juga ga tau.


Sudah sekian lama ngga update blog, dan saya berkecimpung dengan waifu-waifu baru selain Miku. Diantaranya adalah Yatogami Tohka dan sekarang yang beruntung: Nepgear. 

Nepgear, from Hyperdimension Neptunia the Animation.



"....and here goes her HDD mode."

Akhir-akhir ini, Nepgear-lah yang mengisi kehidupan saya, dari mulai jaga lilin (baca: translating) sampai lagi badmood baru dia yang membuat ana ceria lagi. Terkesan seperti Nepgear teriak di depan saya, "tatakae, Rifki-nii!"  (loh ini Nepgear apa Eren Jaeger dari Shingeki no Kyojin?)

Sepintas ide melintas bagaikan Michael Schumacher balapan di Tol Cipularang. "Mengapa nggak buat style-mu sendiri?"
Boleh juga tuh, dan akhirnya saya mencoba untuk mencoba mengintegrasikan kedua budaya yang ana favoritkan dalam rangka penambah semangat dalam hidup. Pertama-tama, saya teringat waktu pentas seni awal tahun yang lalu, ada kakak kelas yang perform. Di tengah-tengah lagu, ia mengangkat gitar dan menunjukkan kepada para crowds sebuah nama perempuan yang terbuat dari lakban. Mungkin itu nama pacarnya? Yang saya tau, kadang-kadang musisi indie membuat suatu nama/kata dari selotip/sticker buatan sendiri di instrumennya. Contoh lain adalah video klip dari Pee Wee Gaskins yang berjudul "Dari Mata Sang Garuda". Disana ada bagian bang Dochi angkat bass dan menunjukkan suatu kata (yang mungkin itu sebuah nama) yang mengacu bahwa beliau mengekspresikan sesuatu seperti yang dilakukan kakak kelas saya diatas. (correct me if I'm wrong dan kasih tau kalo ada artinya ;) )
 


 Akhirnya saya coba membuatnya di si "Miku". Dengan bantuan lakban hitam dan gunting (dan juga delusi :v )..... dan voila!



Forever alone level: indie guitarist
Berhubungan dengan yang di atas tadi, itu memicu permasalahan terbesar dalam hidup saya. Salahkah saya melakukan hal seperti ini?

Sekarang, menjadi apapun itu susah. Mau jadi anak punk atau hardcore, dibilang poseur. Mau jadi otaku, dibilang weeaboo. Mengaku dengan kata "anime lovers" juga salah. Harus bagaimana kita untuk menunjukkan jati diri? Hal-hal seperti ini bisa membuat jati diri yang ingin kita cari semakin GALAU (make kata "galau" biar mainstream :v ).
Ngga ada salahnya kan kita berekspresi? Mau jadi otaku kan ngga ada yang ngelarang asal ngga sampai merugikan orang lain. Mau berpacu dalam bidang independent alias indie asal kita bener-bener paham pengertian "indie" itu dan mau mengamalkan paham itu. Pengertiannya bisa dibaca di blognya agan ini. http://knowledgemusics.blogspot.com/2012/03/pengertian-indie.html (thanks to akang Jodi Power Ranger dan blog knowledgemusics-nya). Berlaku juga untuk budaya dan paham lain. Orang yang palsu itu adalah orang yang ikut-ikutan tanpa tau paham dan asal muasalnya. Pengalaman dulu saya awalnya ngga suka Pee Wee Gaskins karena kata orang mereka itu homo, sombong, gitu-gitu lah. Ternyata, tanggapan itu salah setelah saya dengar lagu-lagunya dan sejarah awalnya PWG dan APWG. Lucunya, kang Eye gitaris PWG ngalamin hal yang sama hingga dia jadi gitaris PWG. Bisa dibaca disini http://duniaparasit.blogspot.com/2011/08/sedikit-bercerita-oleh-eye-pee-wee.html (thanks to akang Unggul Anggoro dan blog Dunia Parasit-nya).

Bagaimana dengan orang lain yang "baru" di dunia tersebut?

Kalo saya pribadi, saya bimbing mereka dengan baik-baik dan bertanya seputar hal tersebut. Kalo ngotot ya udah biarin asal ngga ganggu orang lain aja. Hal yang membuat saya kesel di internet selama ini, ada orang yang merasa sudah menguasai bidang tersebut namun ketika ada orang lain yang masih awal dan sedang dalam "masa pembelajaran", orang yang ahli tersebut menjatuhkan orang yang baru tersebut dengan sarkasme dan kata-katanya yang arogan seolah-olah dia sangat egois dengan dunianya.
Apa ga boleh gitu setidaknya membenarkan apa yang salah tanpa menjatuhkan mentalnya? Disini saya bukan menyindir seseorang, tapi apakah segitunya orang yang baru ingin belajar dunia yang kita tempati? Rata-rata permasalahan ini banyak muncul di kalangan pecinta Japanese Culture.


Saya menulis (ups, mengetik) entri blog ini untuk semata-mata mengajak kita untuk menciptakan suasana yang berjati diri, berakhlak, berintegrasi dan unity di dunia maya ini, bahkan dunia asli juga.

Jadi ayo kita sama-sama semangat mencapai hidup dan menjadi apa yang kita mau!

Bonus:
Terima kasih banyak kakak kelas saya yang udah support. Respect. ^^7




Senin, 17 Desember 2012

My Friends Over You

Bagi saya, temen itu orang yang bisa diajak ngobrol, orang yang bisa diajak kerjasama, orang yang bisa diajak main, dan orang yang bisa ada untuk membantu kita yang sedang kesusahan.
Temen yang baik, adalah temen yang bener2 bisa nerima kita apa adanya, dari segi tampang maupun sikap.
Tetapi kita juga harus ngerti temen kita orangnya seperti apa. Kita juga harus tahu bagaimana cara menghadapi temen tersebut.
Makanya ada pepatah "tak kenal maka tak sayang".

Yang jelas mah, kenalan dulu weh ahahahaha.....

Ini sekedar opini saya aja sih, ngga menjuru ke ilmiah.

Yeah, di kehidupan ini pasti ada orang yang kita sebut 'teman'. Maupun itu real life ataupun internet life.
Banyak sekali kita dapat teman dari suatu perkumpulan/komunitas.
Sejauh ini, saya menyadari bahwa teman yang baik itu munculnya saat menginjak sekolah menengah atas. Yah, walaupun SMP juga ada yang saya sebut temen yang baik. I really respect them.
SMA emang bener2 dimana pergaulan antar kaum remaja harus ditingkatkan. Kalo cuman jadi hikkikomori (anti-sosial), susah ntar.

Singkat cerita, di SMA banyak banget orang2 yang udah ngerti dengan keberadaan saya, khususnya anak2 Side Bridge, Waypique Sixnine, Japanese Club, FESES Smansa, dan juga Expose Smansa.
Yah, semoga aja bisa bertahan lama sampai lulus nanti.
Di SMA, kalo ada 'koneksi' yang bagus, kehidupan sekolah bakal jadi gampang, misalnya kalo ada PR, pasti liat temen yang udah ngerjain hahahahaha...... XD
Remedial juga sama.

Kalo internet life, wah, ngga keitung itu.
Mereka lah yang memang bener-bener the best. Especially the best Roleplay groups in Facebook S.T.C.A., the greatest game online I've ever played, Sentou Gakuen.
(Sorry mendadak Bahasa Inggris)

S.T.C.A. (Space and Time Chaozrealms Academy), are the place that I spill my 'chuunibyou' (eight-grade syndrome) life on there. I can be my own original character and playing as him. That place has some of good friends that I can play and get along with. These guys are amazing, even I dunno his/her real life, but they amuse me a lot. Thank you for everything, you are awesome. ^^

(balik lagi ke bahasa Indonesia)
Sentou Gakuen itu suatu game online RPG yang memprioritaskan pada cerita visual novel. Dan disana banyak temen2 yang baik, khususnya Baka Company.


Soal masa lalu, SD, mereka temen2 yang baik juga. Maaf aja kalo misalnya ada yang buat kalian ngga enak gitu.
Taunya, pas satu sekolah di SMA, wajah2nya ngga berubah XD

Temen SMP......
Saya cuman ngasih satu kalimat buat tentang mereka disana:
"Actually they're a good friends, but they just don't give me a chance. But without them, I won't be like this. I should give a thanks to them."


Yah, mungkin segitu pendapat saya tentang teman2 saya dalam kehidupan sehari2 saya. Semoga aja kita bisa makin kuat tali silaturahminya....
I love you all. Respect.